Senin, 29 Juni 2020

Batu, Kerikil dan Pasir



Pada awal kelas Diniyyah di sebuah Pesantren, Gus Arif selaku pengasuh pondok berdiri dengan beberapa item yang terlihat berbahaya di mejanya. Yaitu sebuah toples mayonaisse kosong, beberapa batu, beberapa kerikil, dan pasir. Para santri memandang benda-benda tersebut dengan penasaran. Mereka bertanya-tanya, apa yang ingin Gus Arif itu lakukan dan mencoba untuk menebak demonstrasi apa yang akan terjadi.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Gus Arif mulai meletakkan batu-batu kecil ke dalam toples mayonaisse satu per satu. Para santri pun bingung, namun Gus Arif tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher tabung, Gus Arif berbicara untuk pertama kalinya hari itu. Dia bertanya kepada santri apakah mereka pikir toples itu sudah penuh. Para santri sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Gus Arif  lalu mengambil kerikil di atas meja dan perlahan menuangkan kerikil tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil tersebut menemukan celah di antara batu-batu besar. Gus Arif kemudian mengguncang ringan toples tersebut untuk memungkinkan kerikil menetap pada celah yang terdapat di dalam stoples. Ia kemudian kembali bertanya kepada santri apakah toples itu sudah penuh, dan santri-santri kembali sepakat bahwa toples tersebut sudah penuh.

Para santri sekarang tahu apa yang akan Gus Arif lakukan selanjutnya, tapi mereka masih tidak mengerti mengapa Gus Arif melakukannya. Gus Arif mengambil pasir dan menuangkannya ke dalam toples mayones. Pasir, seperti yang diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam stoples. Gus Arif untuk terakhir kalinya bertanya pada santri-santrinya, apakah toples itu sudah penuh, dan jawabannya adalah sekali lagi : YA.

Gus Arif kemudian menjelaskan bahwa toples mayones adalah analogi untuk kehidupan. Dia menyamakan batu dengan hal yang paling penting dalam hidup, yaitu : Kesehatan, pasangan anda, anak-anak anda, dan semua hal yang membuat hidup yang lengkap.

Beliau kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup anda nyaman seperti pekerjaan anda, rumah anda, dan mobil anda. Akhirnya, ia menjelaskan pasir adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting di dalam hidup anda.

Gus Arif menjelaskan, menempatkan pasir terlebih dahulu di toples akan menyebabkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil. Demikian pula, mengacaukan hidup anda dengan hal-hal kecil akan menyebabkan anda tidak memiliki ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar berharga

 Pesan Moral :

Perhatikan segala sesuatu yang penting demi kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Luangkan waktu untuk bersama dengan anak-anak dan pasangan anda. Selesaikan pekerjaan anda ketika anda berada di kantor, jangan saat anda sedang berkumpul dengan keluarga. Dendam terhadap seseorang tidak akan bermanfaat untuk anda. Dapatkan prioritas anda sekarang dan bedakan antara batu, kerikil, dan pasir.


0 komentar:

Posting Komentar

KHOTMIL QUR'AN KAMPUNG TANGGUH

Penerapan physical distancing guna mencegah penularan virus corona (COVID-19) membuat aktivitas kegiatan keagamaan terbatas. Contohnya ceram...